Rasa
adalah sebuah kata yang selalu digunakan di depan kata cinta, benci, sedih,
senang , sakit maupun hal-hal lain yang berhubungan dengan perasaan. Rasa
adalah kata yang mudah untuk di ucapkan, ditulis tetapi susah untuk dilihat. Kita
bisa melihat rasa itu hanya dari pencerminan melalui setiap tindakan yang
dilakukan setiap orang yang merasakan sesuatu. Seperti ketika mereka memiliki
rasa senang maka mereka akan tersenyum. Ketika memiliki rasa sedih maka mereka
akan menangis. Ketika mereka memiliki rasa sakit mereka akan berteriak. Seperti
apa rasa itu sesungguhnya kita tidak bisa mellihatnnya.
Aku
belajar dari beberapa sahabat ku tentang bagaimana mereka mencampurkan semua
rasa yang mereka alami menjadi sesuatu yang mereka jalani dan menjadikannya
indah. Bila aku boleh menganalogikan semua rasa yang mereka alami itu membuat
torehan pelangi dalam hidup mereka. Inilah cerita beberapa sahabatku dengan
rasa cinta dan rasa lain mereka kepada pasangan mereka.
Nindatami
Sinatriya Alatas, dia adalah sahabatku yang paling bawel bahkan bawelnya lebih
parah daripada aku. Tetapi dia adalah sahabat dimana aku paling sering
menceritakan segala sesuatu setelah kentut. Ketika awal dia memutuskan untuk
berpacaran dengan pacarnya saat ini ternyata banyak orang yang tidak menyukai
hubungan mereka. Ninda di cemooh oleh teman-teman kuliahnya yang tidak menyukai
hubungan mereka. Dia dibilang pacaran dengan pacarnya hanya karena ingin
memanfaatkan pacarnya yang menurutku emang penurut sih. Pacar ninda bukan
seorang yang gagah atau terlihat keren. Namun dengan dia Ninda bisa menjadi
dirinya sendiri, bisa mencurahkan semua yang dia rasakan dan Ninda merasa sangat
nyaman dengannya. Kemarin Ninda baru menceritakan kepadaku bahwa di awal mereka
jadian Ninda sempat di kerjain sama teman-teman cowoknya dengan dikunci di
dalam kelas sendirian hanya bersama teman-teman cowok Ninda yang merasa sok
keren dan sok bener itu. Mereka berkata kepada Ninda, “Mana tuh cowok lu yang
cupu itu? Bisa nggak dia nylametin elu dan ngeluarin elu dari sini? Makanya
pacaran jangan sama anak cupu.” Mendengar cerita Ninda itu, aku merasa marah
aku tidak terima sahabatku diperlakukan seperti itu. Mungkin jika aku ada di
saat itu, aku akan menonjok semua cowok yang berani ngerjain dia. Tapi yang
membuat aku salut dengan Ninda adalah, dia tetap bertahan dengan pilihannya. Dia
jujur dengan rasa yang dia miliki kepada Riza pacarnya. Dia tidak memperdulikan
semua omongan orang tentang hubungan mereka. Yang dia tau dan dia inginkan adalah hanya membuat
hubungan mereka menjadi lebih menyenangkan dan membuat berbagai rasa yang
mereka miliki menjadi pelangi yang indah.
Ajeng Dwi
Handayani, sahabatku yang satu ini bisa di bilang sebagai ibu dari kami semua. Karena
diantara kami dia yang paling dewasa dan paling serius. Dia tegas dan selalu
ingin semua yang dia lakukan perfect sesuai
dengan rencana yang sudah disusunnya. Dia sempat menyukai beberapa cowok
di kampusnya. Namun entah mengapa di antara mereka takut mendekati Ajeng. Kalau
menurutku ini karena Ajeng yang terlihat selalu ingin segala sesuatu yang
perfect. Namun sejujurnya untuk pilihan pasangan ajeng tidak meletakkan standar
apapun. Justru dari yang aku lihat semua cowok yang dia suka adalah cowok-cowok
biasa aja tapi pinter. Dan kemarin Ajeng menceritakan kepada kami bahwa dia
akan di jodohkan oleh orang tuanya dengan pilihan mereka. Entah kenapa Ajeng
senang mendengar orang tuanya akan menjodohkannya. Dia bilang kalau pilihan
orang tuanya pasti terbaik buat dia. Mendengar itu aku sedikit heran, kalau aku
menjadi Ajeng mungkin aku tidak akan mau di jodohkan. Tapi Ajeng berbeda dia
mau berusaha membuat pelangi indah itu bersama pilihan orang tuanya.
Suci Virtasari,
kalo sahabatku yang satu ini. Dia care banget sama pacarnya yang super duper cuek.
Kalo sama aku atau yang lain ucie emang jarang banget bawel tapi kalo udah sama
cowoknya dia bawel banget. Aku tau ini karena dia menceritakannya langsung
kepada kami. Dan kemarin dia tidak ikut kami pergi bareng karena ternyata dia
ke Jakarta buat ketemu sama cowoknya. Ucie LDR, dan dari yang sering aku lihat
kayaknya lebih sering ucie yang nyamperin cowoknya daripada sebaliknya. Hal ini
karena cowoknya itu leih cuek dan seenaknya. Tapi yang aku salut dari ucie, dia
bisa dengan sabar ngejalani rasa itu ya meskipun terkadang ngeluh juga ke kami.
Dia akan membuat pelanginya menjadi lebih indah meskipun harus berusaha keras
terlebih dahulu.
Sendy
Mutiara Karlina, sahabatku yang satu ini dari dulu yang paling jarang cerita ke
kami tentang cowok yang dia suka maupun menyukainya. Yang terakir aku tau sih,
saat ini dia sedang dekat dengan seorang cowok tapi dia masih ragu untuk
menjalaninya. Dia masih memikirkan banyak hal yang akan dia jalanin ke
depannya. Dia tidak membebaskan rasa yang dia miliki tetapi memilih untuk
mempertimbangkannya terlebih dahulu. Kalau dari yang aku lihat sepertinya sendi
tidak mau membuat pelangi yang nantinya dia torehkan berhenti di tengah jalan. Jadi
dia ingin berfikir terlebih dahulu sebelum memulai membuatnya.
Sementara
diriku sendiri, tak tau saat ini sedang memiliki rasa apa dan kepada siapa. Saat
ini aku hanya memutuskan untuk membebaskan rasa ini menjadi seperti apa
nantinya. Membebaskan rasa ini untuk berkembang seperti apa dan kepada siapa
nantinya. Saat ini aku sedang menikmati rasa bebas untuk melakukan apapun yang
aku mau, menikmati rasa ku berkembang seperti apa dengan bebasnya dan menikmati
segala rasa yang terjadi di sekelilingku. Hingga suatu saat nanti aku memiliki
keyakinan akan sebuah rasa kepada seseorang yang akan menemani ku menorehkan
pelangiku seperti keempat sahabtku yang lain itu. Kami berlima memang bersahabat, namun kami
memiliki cara masing-masing untuk menorehkan pelangi untuk kami nantinya. Satu hal
yang terpenting, harus selalu jujur dengan apa yan kita rasakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar