Minggu, 28 Desember 2014

RASA

                Rasa adalah sebuah kata yang selalu digunakan di depan kata cinta, benci, sedih, senang , sakit maupun hal-hal lain yang berhubungan dengan perasaan. Rasa adalah kata yang mudah untuk di ucapkan, ditulis tetapi susah untuk dilihat. Kita bisa melihat rasa itu hanya dari pencerminan melalui setiap tindakan yang dilakukan setiap orang yang merasakan sesuatu. Seperti ketika mereka memiliki rasa senang maka mereka akan tersenyum. Ketika memiliki rasa sedih maka mereka akan menangis. Ketika mereka memiliki rasa sakit mereka akan berteriak. Seperti apa rasa itu sesungguhnya kita tidak bisa mellihatnnya.
                Aku belajar dari beberapa sahabat ku tentang bagaimana mereka mencampurkan semua rasa yang mereka alami menjadi sesuatu yang mereka jalani dan menjadikannya indah. Bila aku boleh menganalogikan semua rasa yang mereka alami itu membuat torehan pelangi dalam hidup mereka. Inilah cerita beberapa sahabatku dengan rasa cinta dan rasa lain mereka kepada pasangan mereka.
Nindatami Sinatriya Alatas, dia adalah sahabatku yang paling bawel bahkan bawelnya lebih parah daripada aku. Tetapi dia adalah sahabat dimana aku paling sering menceritakan segala sesuatu setelah kentut. Ketika awal dia memutuskan untuk berpacaran dengan pacarnya saat ini ternyata banyak orang yang tidak menyukai hubungan mereka. Ninda di cemooh oleh teman-teman kuliahnya yang tidak menyukai hubungan mereka. Dia dibilang pacaran dengan pacarnya hanya karena ingin memanfaatkan pacarnya yang menurutku emang penurut sih. Pacar ninda bukan seorang yang gagah atau terlihat keren. Namun dengan dia Ninda bisa menjadi dirinya sendiri, bisa mencurahkan semua yang dia rasakan dan Ninda merasa sangat nyaman dengannya. Kemarin Ninda baru menceritakan kepadaku bahwa di awal mereka jadian Ninda sempat di kerjain sama teman-teman cowoknya dengan dikunci di dalam kelas sendirian hanya bersama teman-teman cowok Ninda yang merasa sok keren dan sok bener itu. Mereka berkata kepada Ninda, “Mana tuh cowok lu yang cupu itu? Bisa nggak dia nylametin elu dan ngeluarin elu dari sini? Makanya pacaran jangan sama anak cupu.” Mendengar cerita Ninda itu, aku merasa marah aku tidak terima sahabatku diperlakukan seperti itu. Mungkin jika aku ada di saat itu, aku akan menonjok semua cowok yang berani ngerjain dia. Tapi yang membuat aku salut dengan Ninda adalah, dia tetap bertahan dengan pilihannya. Dia jujur dengan rasa yang dia miliki kepada Riza pacarnya. Dia tidak memperdulikan semua omongan orang tentang hubungan mereka. Yang dia  tau dan dia inginkan adalah hanya membuat hubungan mereka menjadi lebih menyenangkan dan membuat berbagai rasa yang mereka miliki menjadi pelangi yang indah.
Ajeng Dwi Handayani, sahabatku yang satu ini bisa di bilang sebagai ibu dari kami semua. Karena diantara kami dia yang paling dewasa dan paling serius. Dia tegas dan selalu ingin semua yang dia lakukan perfect sesuai  dengan rencana yang sudah disusunnya. Dia sempat menyukai beberapa cowok di kampusnya. Namun entah mengapa di antara mereka takut mendekati Ajeng. Kalau menurutku ini karena Ajeng yang terlihat selalu ingin segala sesuatu yang perfect. Namun sejujurnya untuk pilihan pasangan ajeng tidak meletakkan standar apapun. Justru dari yang aku lihat semua cowok yang dia suka adalah cowok-cowok biasa aja tapi pinter. Dan kemarin Ajeng menceritakan kepada kami bahwa dia akan di jodohkan oleh orang tuanya dengan pilihan mereka. Entah kenapa Ajeng senang mendengar orang tuanya akan menjodohkannya. Dia bilang kalau pilihan orang tuanya pasti terbaik buat dia. Mendengar itu aku sedikit heran, kalau aku menjadi Ajeng mungkin aku tidak akan mau di jodohkan. Tapi Ajeng berbeda dia mau berusaha membuat pelangi indah itu bersama pilihan orang tuanya.
Suci Virtasari, kalo sahabatku yang satu ini. Dia care banget sama pacarnya yang super duper cuek. Kalo sama aku atau yang lain ucie emang jarang banget bawel tapi kalo udah sama cowoknya dia bawel banget. Aku tau ini karena dia menceritakannya langsung kepada kami. Dan kemarin dia tidak ikut kami pergi bareng karena ternyata dia ke Jakarta buat ketemu sama cowoknya. Ucie LDR, dan dari yang sering aku lihat kayaknya lebih sering ucie yang nyamperin cowoknya daripada sebaliknya. Hal ini karena cowoknya itu leih cuek dan seenaknya. Tapi yang aku salut dari ucie, dia bisa dengan sabar ngejalani rasa itu ya meskipun terkadang ngeluh juga ke kami. Dia akan membuat pelanginya menjadi lebih indah meskipun harus berusaha keras terlebih dahulu.
                Sendy Mutiara Karlina, sahabatku yang satu ini dari dulu yang paling jarang cerita ke kami tentang cowok yang dia suka maupun menyukainya. Yang terakir aku tau sih, saat ini dia sedang dekat dengan seorang cowok tapi dia masih ragu untuk menjalaninya. Dia masih memikirkan banyak hal yang akan dia jalanin ke depannya. Dia tidak membebaskan rasa yang dia miliki tetapi memilih untuk mempertimbangkannya terlebih dahulu. Kalau dari yang aku lihat sepertinya sendi tidak mau membuat pelangi yang nantinya dia torehkan berhenti di tengah jalan. Jadi dia ingin berfikir terlebih dahulu sebelum memulai membuatnya.
                Sementara diriku sendiri, tak tau saat ini sedang memiliki rasa apa dan kepada siapa. Saat ini aku hanya memutuskan untuk membebaskan rasa ini menjadi seperti apa nantinya. Membebaskan rasa ini untuk berkembang seperti apa dan kepada siapa nantinya. Saat ini aku sedang menikmati rasa bebas untuk melakukan apapun yang aku mau, menikmati rasa ku berkembang seperti apa dengan bebasnya dan menikmati segala rasa yang terjadi di sekelilingku. Hingga suatu saat nanti aku memiliki keyakinan akan sebuah rasa kepada seseorang yang akan menemani ku menorehkan pelangiku seperti keempat sahabtku yang lain itu.  Kami berlima memang bersahabat, namun kami memiliki cara masing-masing untuk menorehkan pelangi untuk kami nantinya. Satu hal yang terpenting, harus selalu jujur dengan apa yan kita rasakan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar