Sebuah tanyangan
televisi yang berdurasi kurang lebih 15 menit menayangkan kisah seorang anak
kecil kelas 6 SD yang bekerja sebagai pengambil koin di laut. Anak berumur 12
tahun itu bernama Iman, kehidupannya jauh dari kata layak. Ibu nya pergi keluar
negeri sebagai TKW sementara ayahnya entah kemana meninggalkan dia dan satu
orang adeknya. Beruntung Iman masih memiliki seorang nenek yang dengan sabar
dan ikhlas mengurus Iman dan adiknya. Dalam tayangan tersebut Iman menceritakan
bahwa dia merasa senang melakukan pekerjaan sebagai pengambil uang koin yang
dilempar para penumpang kapal di laut. Ketika diwawancara oleh host acara
tersebut Iman sama sekali tidak menunjukkan wajah sedih, padahal bila dilogika
ceritanya merupakan cerita yang menyedihkan untuk anak seumuran dia. Bahkan dia
menceritakan kalau dia melarang adiknya untuk melakukan pekerjaan yang sama
seperti dirinya dan menyuruh adiknya hanya fokus pada sekolahnya saja. Sungguh
mulia hati Iman, dia sama sekali tidak mengeluh akan kehidupan yang dia jalani.
Yang dia tau hanya bersenang-senang dengan pekerjaannya untuk memperoleh uang
demi menghidupi dirinya, adik dan neneknya. Dalam satu hari dia hanya
memperoleh uang sebesar 20-30 ribu. Jumlah uang yang sangat sedikit menurutku,
apalagi untuk menghidupi 3 orang sekaligus. Aku malu melihat Iman, uang 30 ribu
bisa habis dalam hitungan jam untukku. Sementara dia, benar-benar pandai
memanage uang itu untuk makan , bersekolah dan menyambung kehidupan dia dan
keluarganya.
Kentut, melihat
Iman dengan perjuangannya membuat aku semakin bersyukur atas hidup yang kita
jalani saat ini. Bersyukur atas setiap waktu dan kesempatan yang telah Allah
berikan kepada kita. Aku juga semakin tersadar bahwa sebenarnya penyakit yang
saat ini aku rasakan membuatku lebih istimewa. Membuatku semakin tau arti hidup
ini dan bagaimana menghadapi sesuatu diluar dugaan kita. Aku sudah tidak mau
kehilangan semangat seperti dulu ketika awal tau bahwa aku sakit. Aku mau bersemangat untuk memanfaatkan setiap
detik waktu yang sudah di berikan Allah untukku. Teringat akan rencana kita
berdua yang ingin mendaki Puncak Rinjani dan Menyelami keindahan Raja Ampat
bersama, aku ingin kita menabung sebanyak-banyaknya. Bukan untuk kita habiskan
untuk bersenang-senang, tapi kita jadikan perjalanan ini sebagai perjalanan
penuh kasih. Kasih terhadap sesama, dimana bila kita menemukan sosok-sosok anak
lainnya seperti Iman kita bisa berbagi sedikit rejeki yang kita miliki kepada
mereka. Kita jadikan perjalanan backpacker impian kita menjadi sesuatu yang
lebih bermakna dan penuh pembelajaran. Semoga kamu sepakat dengan impian yang
kecut tulis ini ya kentut. Hehe. Semangat menabung buat “Love Trip for Everyone”!!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar