Selasa, 03 Maret 2015

AIR MATA SEORANG ANAK


                Hari ini aku melihat tangisan seorang anak yang begitu merindukan sosok seorang ayah yang sudah lama meninggalkannya. Meninggalkan dia dan ibunya , karena sudah di panggil untuk bertemu dengan Allah terlebih dahulu. Dia adalah teman baru di tempat aku bekerja saat ini, namanya Kak Venda. Pembawaannya setiap hari begitu menyenangkan dan tidak menunjukkan bahwa dia sedang dalam kondisi perekonomian yang sangat sulit.  Saat ini dia hanya tinggal bersama ibunya, ayahnya sudah meniggal 5 tahun yang lalu. Tepat 1 tahun ketika dia menginjakkan kaki di bangku kuliah.
                Tangisannya siang ini adalah sebuah tangisan yang tidak sengaja di saat kami hanya mengobrol berdua di sela-sela makan siang kami. Kami baru mengenal kurang lebih dua bulan, tapi aku tidak pernah menyangka dia akan bisa meluapkan semuanya kepadaku siang ini. Dia juga seoarang anak tunggal yang harus berjuang untuk tetap menjaga ibunya. Ayahnya hanya meninggalkan sebuah bisnis fotocopy untuk dirinya dan ibunya. Dari bisnis fotocopy itulah kak venda bisa bertahan hingga lulus kuliah.
                Dia berkuliah dan berbisnis, sebisa mungkin dia berdiri di atas kakinya sendiri dan melanjutkan usaha yang sudah di bangun ayahnya. Ibunya tidak memiliki pekerjaan tetap sehingga kala itu memang mereka berdua hanya menggantungkan diri mereka di bisnis fotocopy peninggalan sang ayah. Gaji yang kami terima saat ini memang tidak besar, apalagi untuk lulusan diploma atau sarjana. Pekerjaan yang kami jalani ini lebih kami gunakan sebagai batu loncatan untuk memperoleh pekerjaan lain yang lebih baik.
                Tapi aku tidak pernah menyangka, penghasilan per bulan yang aku anggap kecil ini ternyata sangat berarti bagi kak venda dan ibunya. Mereka harus benar- benar memutarkan otak untuk mengatur pemasukan mereka untuk bisa memenuhi kebutuhan bulanan mereka dan untk menabung demi kebutuhan mendadak. Setelah ditinggal sang ayah pergi memang kondisi finansial mereka mengalami perubahan yang cukup drastis. Dan hari ini semuanya dia luapkan kepadaku, kak venda merasakan dia pada kondisi lemah saat ini dan dia tidak tau harus bercerita kemana.
                Dia merasa tidak kuat saat ini dan bingung ingin memutuskan masa depannya. Di saat aku dengan yakin memutuskan untuk resign dua bulan lagi karena aku harus mengejar mimpiku , dia masih tidak tau apa yang harus dia lakukan. Dia bingung antara merasa aman dengan gaji buanan yang terhitung kecil atau mengembangkan kembali bisnis fotocopy nya yang saat ini sedang mengalami penurunan pendapatan. Aku tau itu adalah keputusan yang sangat sulit untuknya , beitupun aku bila aku ada di posisinya. Tapi aku hanya bisa menyarankan supaya dia saving terlebih dahulu untuk beberapa bulan ini , kemudian baru meninggalkan pekerjaan ini dan focus mengembangkan bisnisnya kembali. Seketika saat itu juga dia menangis merindukan sosok ayah yang sudah meninggalkannya 5 tahun yang lalu.
                Aku bingung saat melihatnya menangis, yang bisa aku lakukan hanya memberikan tisu dan membiarkannya menangis hingga lega baru kemudian aku memberikan nasehat berdasarkan sudut pandang seorang anak yang usianya lebih muda dari pada dia. Dari cerita kak Venda aku belajar untuk selalu berjuang dalam kondisi apapun. Dan aku juga belajar untuk lebih mempersiapkan segala sesuatunya sedari awal. Beruntunglah aku masih memiliki kedua orang tua yang masih menyayangi ku dan masih di beri kesehatan. Dan justru disaat mereka masih sehat ini, saat nya aku untuk berjuang. Berjuang mempersiapkan masa depanku dan berjuang untuk kebahagian mereka kelak.
                Aku juga belajar untuk tetap tegar dalam kondisi sesulit apapun, dalam kondisi yang mungkin orang lain tidak merasakannya. Aku bersyukur bertemu dengan orang-orang yang bisa memberikanku pembelajaran tentang arti sebuah perjuangan hidup. Pembelajaran untuk selalu kuat dan berjalan kedepan meskipun kondisi mereka jauh lebih sulit. Ini membuatku semakin bersemangat untuk meraih masa depanku, bukan karena aku mengalami kondisi yang sulit seperti kak venda. Bukan karena kondisi yang mengahruskan ku untuk bekerja keras meraih kesuksesan di usia muda, namun ini adalah pilihanku. Pilihanku adalah untuk berjuang sekuat tenagaku , bekerja keras saat ini , memanfaatkan segala kemampuan yang aku miliki untuk meraih sukses ku di usia muda.

                Aku tau banyak orang yang mencerca ku saat ini karena mungkin aku tidak seperti kebanyakan teman-temanku yang sudah memiliki pekerjaan dengan gaji yang terbilang besar di usia semuda kami. Tapi jalan ku berbeda, Allah sudah memilihkan jalan terbaik untukku. Dan aku akan berusaha sekuat tenagaku dengan pikiran positif yang selalu aku sertakan dalam usahaku, bahwa AKU BISA !! Aku bisa meraih kesuksesanku dengan jalan ku sendiri meskipun harus berjuang berkali lipat lebih keras daripada rata-rata temanku yang lainnya. Bismiillah. J

Tidak ada komentar:

Posting Komentar